Sang Mentari - Ngobril

Tuesday, 4 May 2010

Sang Mentari

Pagi
Saat sang Mentari telah menampakkan cahayanya, terdengar tangis sang bayi yang baru lahir. Sang bayi tampak masih merah, ibarat semburat cahaya sang mentari di pagi hari. Dalam pelukan ibunya..sang bayi terasa damai dalam alam mimpinya. Perlahan namun pasti Sang Mentari mulai naik ke angkasa, demikian pula halnya dengan sang bayi perlahan mulai beranjak dari pangkuan ibunya. Semakin tinggi pergerakan sang Mentari semakin lincah pula pergerakan sang bayi. Dari awal mula sang bayi hanya bisa menangis, kemudian dia bisa berbicara, sampai akhirnya ketika sang mentari sudah mendekati singgasananya sang bayi sudah pandai berjalan.

Siang
Sang Mentari dalam perjalanannya telah sampai pada singgasana tertingginya, demikian pula halnya dengan sang bayi yang dulunya hanya bisa menangis, hanya bisa merengek, hanya bisa merajuk, sekarang sang bayi telah tumbuh dewasa. Badan kelihatan tegap, tangan terlihat kekar seolah-olah akan meraih semua yang ada dihadapannya. S
ang bayi yang kini telah menjadi dewasa dengan segala godaan-godaan yang senantiasa menerpa dirinya, akankah dia bisa bertahan ataukah dia akan goyah menghadapi terpaan godaan-godaan kehidupan yang hanya sementara ini. Bagaikan sebuah pohon  menjulang tinggi, yang senantiasa mendapatkan terpaan angin baik angin biasa atau angin yang besar, namun tetap kokoh berdiri dipijakannya ataukah akan terpuruk dalam sapuan angin.

Senja
Akhrinya Sang Mentari perlahan namun pasti mulai turun dari singgasananya, dan cahayanya mulai meredup. Sang Anak Manusia yang telah mengalami akan pasang surutnya kehidupan kembali merapat menuju ketepian. Tubuh indahnya yang dulu dibanggakan mulai melemah, tulang-tulang penyangga tubuh sudah mulai rapuh tidak mampu lagi menahan beban tubuh yang dulu kelihatan kekar, rambutpun mulai menampakkan sinar putihnya, dua bola mata yang dulunya tampak bersinar kini mulai redup tak mampu memandang dengan jelas, saat ini yang tersisa hanyalah kekuatan doa. Kesadaran diri untuk segera menyambut datangnya malam.

Malam
Sang Mentari telah kembali ke peraduannya, menutup senja dengan kegelapan. Lampu-lampu kehidupan telah dinyalakan untuk menerangi kegelapan. Seiring dengan itu, sang anak manusia kembali pulang menuju ke alam keabadian. Akankah dalam perjalanannya sang anak manusia membawa pelita dalam hidupnya sebagai cahaya yang menerangi jalan menuju kepulangannya ataukah sang anak tetap dalam kegelapan ketika menuju ke rumahnya yaitu ke alam keabadian. Hanya sang anak sendiri yang tahu.

"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali". (Al Baqarah: 156)

44 comments:

  1. Subhanallah....
    sebuah perjalanan kehidupan yang sangat apik dianalogikan menjadi satu hari...dan memang kita memang hakikatnya hanya sehari di dunia ini....subhanallah....

    ReplyDelete
  2. ini perjalanan hidup manusia, dari terbit sampai terbenam

    ReplyDelete
  3. wah...aku pertamax...horeeee.....

    ReplyDelete
  4. prosa yg manis sekali nih

    ReplyDelete
  5. subhanallah perjalanan kehidupan manusia yg direfleksikan dgn perumpamaan waktu ^^

    bgs bgt mas,mksh ya...

    ReplyDelete
  6. jadi inget begitu cepatnya waktu berlalu di dunia yang fana ini, nice post!!

    ReplyDelete
  7. Sebuah perjalanan kehidupan...

    ReplyDelete
  8. kehidupan ini begitu singkat seperti hanya satu hari

    ReplyDelete
  9. ternyata hidup itu singkat banget yaaa

    ReplyDelete
  10. sebuah perjalanan sang mentari dlam menyinari bumi ini
    maha besar allah dengan segala kekuasaanya...

    ReplyDelete
  11. @alreza....trimatra, Agung, Santet....betul...ternyata perjalanan hidup begitu singkat...
    @Cerita tugu...sekedar mampir ngombe...
    @senja,dan sang cerpenis...hanya mencoba menuliskan sebuah perjalanan yang tidak pernah kita sadari...selaku manusia..
    @Rock...perjalanan yang tak panjang...

    ReplyDelete
  12. Waktu akan terus berjalan.tiada tersa makin cepat saja

    ReplyDelete
  13. dari pagi sampai malam sudahkah kita berbuat kebajikan untuk kehidupan kelak di akhirat.pesan yang bagus sob

    ReplyDelete
  14. Hidup itu bener2 singkat ya... jadi kenapa masih menyia-nyikan sisa hidup ya aku... :(

    ReplyDelete
  15. Penggambaran kehidupan yang harus kita jalani dan bertanggungjawab atas perilaku kita kepadaNYA!

    ReplyDelete
  16. salam sobat
    saya juga ingin bagai sang mentari,,walaupun siang ,senja, malam selalu dilaluinya dengan ihklas dan bersyukur.

    ReplyDelete
  17. mantab bener! dan sayah suka... sip

    ReplyDelete
  18. entry yang bagus. saya suka :)

    ReplyDelete
  19. @tomo, uswah, brencia kerens, nuansa pena,achen, buwel, sibaho..mencoba mengingatkan diri ini....yang senantiasa lupa...akan betapa singkatnya hidup ini
    @mbak nura...amien....mudah-mudahan bisa tercapai..mbak..

    ReplyDelete
  20. Subhanallah... postingan fajar kali ini begitu dalam dan membuat saya sadar, betapa pendeknya waktu kita untuk merasakan hidup di dunia. Apa yg sudah saya persiapkan untuk perjalanan abadi nanti?

    ReplyDelete
  21. hikz hikz
    aku gag bisa berkata apa apah sob
    :)

    ReplyDelete
  22. aku suka suasana
    pagi
    sepi dari kebisingan aktifitas manusia
    dan udara segarrr

    ReplyDelete
  23. Mantap bgt deh... kalo aku pnya jempol seratus aku acungin smua,
    :)
    pa kbr sob?
    lama tak berkunjung kesini...
    I'm back again!

    ReplyDelete
  24. Speechless.. Subhanallah

    ReplyDelete
  25. Analogi yang sangat bagus, mas..
    membuat kita berpikir kembali tentang hakikat kehidupan :)

    ReplyDelete
  26. @kang sugeng,darahbiru,ajeng, blog inspirasi,...ketika semua begitu cepat berlalu...
    @penghuni 60...welkambek..sob..
    @lukman...segera menuju ke lokasi...

    ReplyDelete
  27. salam sobat
    berkunjung kembali..
    mau membaca sang mentari,,

    ReplyDelete
  28. lengkap banget cerittanya dari pagi ampe malem..
    :)

    ReplyDelete
  29. Kalau siang gunakan untuk bekerja.tapi kalau malam gunakan untuk istirahat dan beribadah salat malam

    ReplyDelete
  30. waktu cepat berlalu sob.sabar dan tawakal kuncinya

    ReplyDelete
  31. Wah tak kira tulisan khususon buat saya ternyata perjalan hidup..............wah sekarang baru sadar kalo aku dah tua..........nyari bojo sek Om

    ReplyDelete
  32. perjalanan hidup nih.

    ternyata hidup itu tidak selalu berada di atas dan di bawah

    ReplyDelete
  33. Tak terasa ya waktu begitu cepat berlalu seiring dengan terbenamnya sang mentari.
    Salam hangat selalu mas :)

    ReplyDelete
  34. Sang mentari telah datang hari ini.met aktivitas kembali kawan

    ReplyDelete
  35. Mentari telah datang met aktivitas

    ReplyDelete
  36. Siang dan malam cepat berlalu.
    Sangat gak terasa...
    Moga aja esok hari mentari masih mau menampakkan wajahnya :)

    ReplyDelete
  37. ya semuanya milik Allah
    kita hanya pinjam, sewa... hak guna, bukan hak milik

    bahkan orang orang tercinta di sekitar kita, juga hanya pinjaman

    ReplyDelete
  38. wis jelas nggone gusti allah, artinya 'gak usah dipikir lagi' LOL

    ReplyDelete
  39. Nginjen sithik...., ketika mentari terlelap bertabur mimpi....

    ReplyDelete

Matur nuwun komentaripun....
EmoticonEmoticon

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done